Luka bakar sering kali terjadi secara tak terduga—baik karena air panas, minyak, setrika, hingga knalpot motor. Sayangnya, masih banyak orang yang melakukan penanganan dengan cara yang salah. Alih-alih membantu penyembuhan, beberapa kebiasaan justru bisa memperparah luka dan memperlambat pemulihan.
Berikut adalah 5 kesalahan umum yang perlu dihindari saat menangani luka bakar:
1. Mengoleskan Pasta Gigi, Mentega, atau Bahan Dapur Lain
Masih banyak orang percaya bahwa bahan seperti pasta gigi, mentega, atau kecap bisa mendinginkan luka bakar. Padahal, bahan-bahan ini:
- Tidak steril.
- Bisa memerangkap panas di kulit.
- Berisiko menyebabkan infeksi atau iritasi.
Yang benar: Dinginkan luka dengan air mengalir suhu normal selama 10–20 menit, bukan dengan bahan dapur.
2. Menempelkan Es Batu Langsung ke Luka
Es memang terasa dingin, tetapi suhu ekstrem dingin justru bisa merusak jaringan kulit dan memperlambat penyembuhan luka bakar.
Yang benar: Gunakan air mengalir biasa, bukan es batu, untuk menurunkan suhu luka secara bertahap.
3. Memecahkan Lepuhan Kulit
Lepuh pada luka bakar sebenarnya adalah bentuk perlindungan alami tubuh. Jika dipecahkan:
- Bisa membuka jalan masuk bakteri.
- Meningkatkan risiko infeksi.
- Memperbesar kemungkinan luka meninggalkan bekas.
Yang benar: Biarkan lepuhan pecah secara alami. Jika lepuh terlalu besar atau mengganggu, konsultasikan ke tenaga medis.
4. Mengabaikan Luka yang Terlihat Ringan
Luka yang terlihat kecil belum tentu tidak berbahaya, apalagi jika terjadi di area seperti wajah, tangan, atau alat kelamin. Luka ringan yang tidak ditangani dengan baik bisa meninggalkan bekas luka permanen atau infeksi.
Yang benar: Perhatikan lokasi, kedalaman, dan gejala luka. Bila ragu, segera konsultasikan ke dokter.
5. Menutup Luka dengan Bahan Sembarangan
Menutup luka dengan kapas, tisu, atau kain berbulu bisa membuat serat menempel pada luka dan memperburuk kondisi.
Yang benar: Gunakan kasa steril atau kain bersih non-berbulu untuk menutup luka sementara.
Kesimpulan
Menangani luka bakar harus dilakukan dengan hati-hati. Kesalahan kecil bisa berujung pada infeksi serius, nyeri berkepanjangan, atau bekas luka yang sulit hilang. Hindari mitos populer, dan selalu utamakan penanganan yang bersih, steril, dan berbasis medis.