Mewarnai rambut telah menjadi bagian dari gaya hidup banyak orang, baik untuk menutupi uban maupun sekadar bereksperimen dengan penampilan. Namun di balik warna rambut yang menarik, ada risiko kesehatan yang sering diabaikan — reaksi alergi terhadap cat rambut. Reaksi ini bisa muncul ringan, tetapi dalam beberapa kasus dapat berbahaya jika tidak segera ditangani.
Apa yang Menyebabkan Alergi pada Cat Rambut?
Sebagian besar kasus alergi disebabkan oleh bahan kimia bernama para-phenylenediamine (PPD), yang umum digunakan dalam cat rambut permanen untuk membantu warna menempel kuat pada rambut.
PPD bisa memicu reaksi imun pada sebagian orang, terutama bila kulit kepala atau kulit sekitar kepala bersentuhan langsung dengan bahan tersebut.
Selain PPD, beberapa bahan lain yang juga dapat menimbulkan reaksi alergi meliputi:
- Amonia
- Resorsinol
- Hidrogen peroksida
- Fragrance (pewangi sintetis)
- Pengawet tertentu seperti parabens
Gejala Alergi Cat Rambut yang Perlu Diwaspadai
Reaksi alergi terhadap cat rambut bisa muncul dalam hitungan jam hingga beberapa hari setelah pewarnaan. Gejalanya bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, antara lain:
Gejala ringan:
- Kulit kepala terasa gatal atau perih
- Kemerahan di sekitar garis rambut, telinga, atau leher
- Kulit mengelupas atau terasa kencang
Gejala sedang hingga berat:
- Bengkak di wajah, kelopak mata, atau bibir
- Ruam menyebar di wajah, leher, atau bagian tubuh lain
- Lepuh atau luka bernanah di kulit kepala
- Sesak napas atau pembengkakan tenggorokan, yang menandakan reaksi alergi berat (anafilaksis)
Jika kamu mengalami gejala berat seperti sesak napas, bengkak hebat, atau pusing, segera cari pertolongan medis — kondisi ini bisa mengancam nyawa.
Cara Mencegah Alergi Cat Rambut
1. Lakukan tes alergi (patch test)
Oleskan sedikit cat rambut di belakang telinga atau bagian dalam siku, lalu tunggu 48 jam. Jika tidak ada reaksi, produk relatif aman digunakan.
2. Gunakan sarung tangan saat mengaplikasikan cat rambut, terutama bila kamu mewarnai sendiri di rumah.
3. Pilih cat rambut tanpa PPD atau bahan kimia keras, seperti produk berlabel “hypoallergenic” atau “PPD-free”.
4. Jangan gunakan cat rambut saat kulit kepala terluka atau iritasi, karena bahan kimia lebih mudah masuk dan memicu reaksi.
5. Pertimbangkan alternatif alami, seperti pewarna dari henna murni, kopi, atau teh hitam, yang cenderung lebih aman bagi kulit sensitif.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika setelah mewarnai rambut kamu mengalami gatal berlebih, bengkak, atau ruam yang tidak kunjung sembuh, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter kulit. Dokter mungkin akan memberikan obat antihistamin atau kortikosteroid untuk meredakan reaksi alergi.
Kesimpulan
Cat rambut memang bisa mempercantik penampilan, tetapi keselamatan kulit dan kesehatan tubuh tetap harus diutamakan. Kenali bahan-bahan yang berisiko, lakukan tes alergi sebelum pemakaian, dan jangan abaikan gejala sekecil apa pun.
Karena pada akhirnya, cantik tidak harus berisiko — terutama jika kita bisa tampil sehat sekaligus percaya diri.
