Gastroenteritis Akut: Si 'Flu Perut' yang Sering Salah Didiagnosis

Gastroenteritis Akut: Si 'Flu Perut' yang Sering Salah Didiagnosis

Gastroenteritis akut atau yang sering dijuluki sebagai "flu perut", adalah kondisi peradangan pada saluran cerna, khususnya lambung dan usus, yang biasanya ditandai dengan diare mendadak, mual, muntah, nyeri perut, dan demam. Meski umum terjadi, kondisi ini seringkali disalahartikan sebagai gangguan pencernaan biasa atau bahkan masuk angin, sehingga banyak penderita yang menunda penanganan medis yang tepat.

Apa Itu Gastroenteritis Akut?
Gastroenteritis akut (GEA) adalah peradangan pada saluran pencernaan yang berlangsung dalam waktu singkat (biasanya kurang dari 14 hari). Penyebab utama kondisi ini adalah infeksi virus, bakteri, atau parasit yang masuk melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, tangan yang tidak bersih, atau kontak dengan orang yang terinfeksi.
Beberapa virus yang sering menyebabkan GEA antara lain:
- Rotavirus (umumnya menyerang anak-anak)
- Norovirus (penyebab umum GEA pada orang dewasa)
- Adenovirus
Sementara bakteri seperti Escherichia coli, Salmonella, dan Shigella juga bisa menjadi pemicunya.

Mengapa Sering Salah Didiagnosis?
Banyak orang menganggap gejala GEA sebagai masuk angin, keracunan makanan ringan, atau bahkan sakit maag. Hal ini terjadi karena gejala awal GEA seringkali tidak spesifik, seperti:
- Demam ringan hingga tinggi (Febris)
- Perut kembung dan rasa tidak nyaman
- Mual dan muntah
- Diare encer
- Nyeri perut (bisa ringan hingga tajam)
Akibatnya, penderita cenderung mengobati sendiri tanpa mengetahui penyebab pasti, atau malah menunda pengobatan hingga gejala memburuk — seperti dehidrasi berat atau gangguan elektrolit.

Gejala yang Harus Diwaspadai
Beberapa gejala yang menandakan GEA membutuhkan perhatian medis segera antara lain:
- Diare lebih dari 3 kali sehari, terutama jika disertai darah atau lendir
- Muntah berulang yang menyebabkan tidak bisa makan atau minum
- Demam tinggi (>38.5°C)
- Nyeri perut hebat yang menetap
- Tanda dehidrasi: mulut kering, mata cekung, tidak buang air kecil selama >6 jam, lemas
Pada bayi, anak-anak, dan lansia, kondisi ini bisa memburuk dengan cepat karena daya tahan tubuh yang belum/tidak sekuat orang dewasa.

Bagaimana Penanganannya?
Penanganan utama untuk GEA bersifat simptomatik dan suportif, yaitu:
- Rehidrasi oral: menggunakan larutan oralit atau cairan elektrolit lainnya.
- Obat penurun demam jika disertai febris.
- Probiotik dapat membantu mempercepat pemulihan usus.
- Obat anti-diare umumnya tidak disarankan pada anak-anak atau jika penyebabnya infeksi bakteri tertentu.
Dalam kasus yang lebih parah, seperti dehidrasi berat, pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan infus.
Penting untuk tidak sembarangan mengonsumsi antibiotik, karena kebanyakan kasus GEA disebabkan oleh virus yang tidak memerlukan antibiotik.

Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi?
Yang dianjurkan:
- Makanan lunak dan mudah dicerna (nasi tim, bubur)
- Air putih, oralit, atau sup bening
- Buah pisang, apel kukus
- Yogurt dengan probiotik (jika tidak muntah)
Yang sebaiknya dihindari:
- Makanan pedas, berminyak, atau asam
- Produk susu (kecuali yogurt) karena bisa memperburuk diare
- Minuman bersoda dan berkafein
- Makanan tinggi gula

Cara Mencegah Gastroenteritis Akut
- Mengingat GEA sangat menular, terutama yang disebabkan oleh virus, berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
- Cuci tangan secara rutin, terutama sebelum makan dan setelah buang air
- Konsumsi makanan yang dimasak sempurna
- Hindari makanan dan minuman dari sumber yang tidak higienis
- Vaksinasi rotavirus pada anak sesuai anjuran dokter
- Gunakan air bersih untuk memasak dan minum
-Jangan berbagi alat makan dengan orang yang sedang sakit

Kesimpulan
Gastroenteritis akut adalah penyakit yang umum namun sering diremehkan. Karena gejalanya mirip dengan penyakit ringan lain, banyak orang salah mendiagnosis atau menunda pengobatan. Padahal, jika tidak ditangani dengan benar, GEA bisa menyebabkan komplikasi serius seperti dehidrasi berat, terutama pada anak-anak dan lansia.
Kunci penanganan GEA adalah rehidrasi yang cukup, kebersihan yang baik, dan tidak sembarangan mengonsumsi obat, terutama antibiotik. Jika gejala memburuk atau tidak membaik dalam 2–3 hari, segera konsultasikan ke dokter untuk evaluasi dan penanganan lebih lanjut.

Tinggalkan Komentar