Sering Menatap Layar Lama? Hati-Hati, Bisa Jadi Matamu ‘Haus’!

Sering Menatap Layar Lama? Hati-Hati, Bisa Jadi Matamu ‘Haus’!

Di era digital ini, menatap layar gadget selama berjam-jam sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari — entah untuk bekerja, belajar, atau sekadar berselancar di media sosial. Namun, kebiasaan ini diam-diam dapat menyebabkan sindrom mata kering kronis (chronic dry eye syndrome), kondisi ketika mata kekurangan pelumas alami dan akhirnya terasa “haus”.

Apa Itu Sindrom Mata Kering?
Sindrom mata kering terjadi ketika produksi air mata berkurang atau kualitas air mata menurun, sehingga permukaan mata tidak terlumasi dengan baik. Akibatnya, mata menjadi mudah iritasi, terasa kering, panas, atau bahkan perih seperti berpasir. Kondisi ini bisa bersifat sementara, tetapi pada banyak orang — terutama pengguna layar digital — dapat berkembang menjadi kronis.

Mengapa Menatap Layar Bisa Menyebabkan Mata Kering?
Saat menatap layar komputer, ponsel, atau televisi, frekuensi berkedip seseorang bisa turun hingga 50% dari normal. Padahal, setiap kedipan berfungsi menyebarkan air mata ke seluruh permukaan mata untuk menjaga kelembapan. Akibatnya, mata menjadi cepat kering, terutama bila ditambah dengan faktor lingkungan seperti:
- Ruangan ber-AC atau kipas angin terus-menerus
- Kurang tidur
- Pemakaian lensa kontak jangka panjang
- Paparan polusi dan asap rokok

Gejala yang Perlu Diwaspadai
Beberapa tanda sindrom mata kering sering kali dianggap sepele, padahal bisa mengganggu produktivitas dan kenyamanan:
- Mata terasa kering, panas, atau gatal
- Sensasi ada pasir atau benda asing di mata
- Mata mudah berair (reaksi tubuh mencoba mengimbangi kekeringan)
- Pandangan kabur sementara, terutama saat menatap layar lama
- Mata cepat lelah dan terasa berat

Tips Mencegah Mata “Haus”
1. Gunakan aturan 20-20-20
Setiap 20 menit menatap layar, alihkan pandangan selama 20 detik ke objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter).
2. Perbanyak berkedip secara sadar
Latih diri untuk lebih sering berkedip, terutama saat fokus di depan layar.
3. Atur posisi layar dan pencahayaan
Pastikan layar berada sedikit di bawah tinggi mata dan hindari silau langsung dari lampu atau jendela.
4. Gunakan tetes mata pelumas (artificial tears)
Tetes mata tanpa bahan pengawet dapat membantu melembapkan mata, terutama bagi pengguna gadget berat.
5. Perbanyak asupan air dan omega-3
Air putih dan makanan seperti ikan salmon, chia seed, atau kacang kenari membantu menjaga kualitas air mata.
6. Kurangi penggunaan AC berlebihan
Udara kering dari AC mempercepat penguapan air mata, jadi sebaiknya sesekali matikan atau gunakan humidifier.

Kapan Harus ke Dokter?
Jika mata terasa kering terus-menerus, berair berlebihan, atau penglihatan sering kabur, sebaiknya segera periksa ke dokter mata. Pemeriksaan sederhana dapat menentukan penyebab pasti dan membantu menentukan pengobatan yang sesuai, mulai dari tetes mata khusus hingga terapi medis tertentu.

Kesimpulan
Menatap layar gadget memang tidak bisa dihindari, tetapi menjaga kesehatan mata tetap wajib. Ingat, mata yang “haus” adalah tanda tubuh meminta perhatian. Dengan kebiasaan sederhana seperti beristirahat sejenak, berkedip lebih sering, dan menjaga kelembapan ruangan, kamu bisa mencegah sindrom mata kering dan menjaga mata tetap sehat di tengah gaya hidup digital.

Tinggalkan Komentar