Hipertensi atau tekanan darah tinggi selama ini lebih dikenal sebagai masalah kesehatan orang dewasa. Namun, belakangan ini kasus hipertensi pada anak-anak semakin meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola makan yang kurang sehat. Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius karena dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan anak, termasuk risiko penyakit jantung dan ginjal di kemudian hari.
Apa Itu Hipertensi pada Anak?
Hipertensi pada anak adalah kondisi ketika tekanan darah anak lebih tinggi dari normal berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tinggi badan. Tidak seperti orang dewasa, diagnosis hipertensi pada anak menggunakan persentil, bukan angka tetap. Anak dikatakan hipertensi jika tekanan darahnya berada di atas persentil ke-95 untuk kelompok usianya.
Penyebab Hipertensi pada Anak
Hipertensi pada anak bisa disebabkan oleh dua faktor utama:
1. Hipertensi Primer
Terjadi tanpa penyebab medis yang jelas. Umumnya dipicu oleh gaya hidup, seperti:
- Kegemukan atau obesitas
- Kurangnya aktivitas fisik
- Konsumsi makanan tinggi garam dan lemak
- Stres atau gangguan tidur
2. Hipertensi Sekunder
Disebabkan oleh kondisi medis tertentu, misalnya:
- Gangguan ginjal
- Penyakit jantung bawaan
- Kelainan hormon
- Efek samping obat tertentu
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Hipertensi pada anak sering kali tidak menunjukkan gejala. Namun, pada beberapa kasus, anak mungkin mengalami:
- Sakit kepala
- Penglihatan kabur
- Kelelahan
- Mual atau muntah
- Mimisan
- Sulit berkonsentrasi
Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, terutama jika anak memiliki faktor risiko.
Cara Pencegahan Hipertensi pada Anak
Pencegahan adalah langkah terbaik dalam mengatasi hipertensi sejak dini. Berikut beberapa cara efektif:
1. Pola Makan Sehat
- Kurangi asupan garam, gula, dan makanan olahan.
- Perbanyak konsumsi buah, sayur, dan makanan kaya serat.
- Batasi konsumsi minuman manis dan makanan cepat saji.
2. Aktivitas Fisik Teratur
Anak-anak dianjurkan aktif minimal 60 menit per hari, baik dengan olahraga ringan seperti bersepeda, bermain di luar, hingga aktivitas olahraga yang lebih intens.
3. Jaga Berat Badan Ideal
Obesitas adalah faktor risiko utama hipertensi. Pola makan seimbang dan aktivitas fisik penting untuk menjaga berat badan anak tetap ideal.
4. Batasi Waktu Layar
Kurangi waktu bermain gadget atau menonton TV, dan dorong anak untuk lebih banyak bergerak.
5. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung
Keluarga berperan penting dalam membentuk kebiasaan sehat anak. Memberikan contoh dengan gaya hidup sehat akan membantu anak lebih mudah mengikuti.
Penanganan Hipertensi pada Anak
Jika anak sudah didiagnosis hipertensi, dokter akan menentukan penanganan yang sesuai, tergantung penyebab dan tingkat keparahannya:
1. Perubahan Gaya Hidup
Ini adalah langkah utama dan bisa sangat efektif, terutama untuk hipertensi primer.
2. Obat-obatan
Diberikan jika tekanan darah tidak turun dengan perubahan gaya hidup saja atau jika anak mengalami hipertensi sekunder.
3. Pemantauan Rutin
Anak perlu dipantau tekanan darahnya secara berkala dan menjalani pemeriksaan lanjutan jika ada kondisi medis lain.
Kesimpulan
Hipertensi pada anak merupakan kondisi serius yang tidak boleh diabaikan. Gaya hidup modern yang kurang gerak dan makanan tinggi garam serta lemak menjadi pemicu utama. Oleh karena itu, upaya pencegahan melalui pola makan sehat, aktivitas fisik rutin, dan pemantauan medis sangat penting dilakukan sejak dini. Dengan perhatian dan penanganan yang tepat, anak-anak bisa tumbuh sehat dan terhindar dari risiko komplikasi jangka panjang akibat tekanan darah tinggi.